Siapakah Pemimpin Pembelajaran? Kita Atau Kamu!
Cerita ini saya mulai dari bagian paling awal dalam modul 3 pada LMS guru penggerak. Modul 3.1 itulah namanya dengan judul modul "Pemimpin Pembelajaran. Kata pemimpin pembelajaran seakan tidak asing bagi saya. Akan tetapi, sarat makna untuk memahami dengan penuh kehati-hatian. Makna yang menggambarkan tentang kepahaman tentang modul ini.
Saya akan mengenalkan modul ini secara apik untuk dibaca dan diserapi bersama. Apik membersamai kita yang kelak akan menjadi pemimpin pembelajaran di sekolah masing-masing untuk menggapai peran yang sesuai dengan tuntunan. Modul ini akan bercerita tentang keputusan-keputusannya dalam menghadapi berbagai kondisi yang ada. Modul yang mengajarkan kita memilah antara dilema etika dan bujukan moral. Kita akan bersama untuk singgah pada ujung bahwa itu tentang keduannya. Keduanya yang memiliki makna yang jauh berbeda antara benar vs benar atau salah vs benar. Mari, saya ajak bersama menyelami pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Ilmu pengetahuan tidak akan pernah habis dimakan usia, tetapi ia terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Terlebih lagi pada masa 4.0 seperti sekarang, informasi dengan cepat untuk menyebar. Kemudian, hati kecil saya akan bertanya ketika saya memiliki ilmu segunung dan terus bertumpuk dan tidak pernah saya bagikan dan terus menerus. Apakah itu akan bermanfaat atau tidak? Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat dan kita mau untuk saling berbagi ilmu kebaikan, terutama ilmu tentang pendidikan karena kita sebagai guru. Banyak cara yang akan saya lakukan untuk mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan di program guru penggerak dari skala kecil hingga terbesar. Hal ini dapat saya lakukan dari lingkungan calon guru penggerak saling berbagi dan curah pendapat, pengambilan keputusan lewat pembelajaran di kelas yang terintgrasi dengan mata pelajaran yang saya ampu, penerapan karakter atau budaya yang ada di sekolah sehingga dapat menjadi adapsi, serta melalui sosialisasi bersama rekan sejawat dan kepala sekolah.
Beberapa hari ini saya mengerjakan LMS tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang dihadapkan pada analisa kasus dilema etika. Akhirnya saya merencanakan untuk menerapkan pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika dengan membuat simulasi kasus di kelas yang saya ampu sebagai wali kelas dan meminta murid atau rekan sejawat untuk menentukan keputusan yang dibuat berdasarkan paradigma atau prinsip pengambilan keputusan. Saya juga akan mengukur keefektivitas pengambilan keputusan berdasarkann pertanyaan pemantik yang disesuaikan dengan 9 langkah yang telah dipelajari modul ini. Saya tidak akan berdiri sendiri seperti patung, tetapi dibantu oleh rekan sejawat dan kepala sekolah untuk mendampingi dalam pengambilan keputusan berdasarkan pertanyaan pemantik yang ada. Sulit memang untuk menerapkan hal baru yang belum pernah kita lakukan. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Tidak ada kata terlambat untuk terus membenahi diri nantinya sebagai pemimpin pembelajaran.
Setiap jalan pasti ada rintangan dan cobaan, tetapi pasti ada alur untuk kita lewati. Begitu juga dengan kita menjadi pemimpin pembelajaran akan ada langkah untuk memulai agar menjadi apik untuk diceritakan. Langkah awal yang saya ambil untuk sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu harus memahami konsep pemimpin pembelajaran dengan benar sesuai peran dan fungsinya. selanjutnya, saya harus memahami kondisi antara dilema etika atau bujukan moral dalam sebuah permasalahan jadi yang keputusan yang dibuat tidak sekadar berdasarkan keegoisan sebagai individu. Pada tahap ini saya harus mengetahui paradigma atau prinsip yang digunakan dalam keputusan serta penerapan sembilan (9) langkah untuk menguji keputusan yang saya buat. Sembilan langkah ini digunakan sebagai bahan perenungan dan pemikiran saya dalam membuat keputusan. Jika saya ditanyakan kapan saya akan memulai melakukan rencana ini jawaban saya setelah lebaran karena saya dapat menyiapkan simulasi kasus dengan lebih matang dan proses pembelajaran di tahun ajaran baru baru akan dimulai dengan begitu banyak keputusan-keputusan penting yang akan diambil.
Pada akhir tulisan ini tidak ada gading yang tak retak begitupun dengan diri saya. Saya memerlukan rekan sejawat sebagai penyemangat, bertukar pikiran, dan mencari ribuan ide yang baik untuk menciptakan pemimpin pembelajaran yang mampu mengambil keputusan di tengah dilema yang ada. Modul ini mengajarkan kita untuk tidak perlu dengan mudah menyalahkan segala sesuatu dan harus memahami lebih dalam.
“Satu Langkah Membawa Seribu Perubahan”
0 komentar:
Posting Komentar