Senin, 05 April 2021

Dede Melda- Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pemimpin Pembelajaran

Edit Posted by with No comments

 Siapakah Pemimpin Pembelajaran? Kita Atau Kamu!


Cerita  ini  saya mulai  dari bagian paling awal dalam modul 3 pada LMS guru  penggerak.  Modul 3.1 itulah namanya dengan  judul  modul "Pemimpin Pembelajaran.  Kata pemimpin  pembelajaran seakan tidak asing  bagi saya.  Akan  tetapi, sarat makna  untuk  memahami  dengan penuh  kehati-hatian. Makna  yang  menggambarkan tentang kepahaman  tentang  modul ini.  

Saya  akan  mengenalkan modul ini  secara apik  untuk dibaca dan diserapi  bersama.  Apik  membersamai kita yang  kelak  akan  menjadi pemimpin  pembelajaran di sekolah masing-masing untuk  menggapai  peran yang  sesuai  dengan tuntunan.  Modul  ini  akan  bercerita tentang  keputusan-keputusannya  dalam menghadapi  berbagai  kondisi  yang  ada.  Modul yang mengajarkan kita memilah  antara dilema etika dan bujukan  moral.  Kita akan  bersama  untuk  singgah  pada ujung  bahwa itu  tentang  keduannya.  Keduanya  yang  memiliki  makna  yang  jauh  berbeda antara benar vs benar atau salah vs benar. Mari, saya ajak bersama  menyelami pengambilan keputusan  sebagai  pemimpin pembelajaran.

Ilmu pengetahuan tidak akan pernah  habis dimakan  usia, tetapi  ia  terus  berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Terlebih  lagi pada masa 4.0 seperti  sekarang, informasi  dengan cepat untuk  menyebar.  Kemudian, hati kecil saya  akan bertanya  ketika  saya  memiliki  ilmu  segunung dan terus  bertumpuk  dan tidak pernah saya bagikan dan  terus  menerus. Apakah  itu  akan bermanfaat atau tidak? Sebaik-baiknya  ilmu adalah  ilmu  yang  bermanfaat dan  kita mau  untuk saling  berbagi  ilmu  kebaikan, terutama ilmu  tentang  pendidikan karena  kita sebagai  guru.  Banyak  cara yang  akan saya  lakukan  untuk mentransfer dan  menerapkan pengetahuan  yang saya  dapatkan di program  guru penggerak  dari skala kecil  hingga terbesar.  Hal  ini  dapat saya  lakukan  dari lingkungan  calon  guru  penggerak saling  berbagi  dan  curah  pendapat,  pengambilan keputusan lewat pembelajaran  di kelas yang  terintgrasi dengan mata pelajaran  yang  saya  ampu,  penerapan karakter atau  budaya  yang  ada di sekolah  sehingga dapat menjadi adapsi, serta melalui sosialisasi  bersama rekan sejawat dan kepala  sekolah. 

Beberapa  hari ini  saya  mengerjakan  LMS  tentang  pengambilan  keputusan sebagai  pemimpin  pembelajaran yang dihadapkan pada analisa kasus dilema etika. Akhirnya  saya  merencanakan  untuk  menerapkan  pengambilan keputusan  yang  mengandung  unsur  dilema etika  dengan  membuat simulasi kasus di kelas yang saya  ampu  sebagai  wali  kelas dan meminta murid atau  rekan sejawat untuk  menentukan  keputusan yang dibuat berdasarkan paradigma atau  prinsip  pengambilan keputusan.  Saya  juga akan mengukur  keefektivitas pengambilan keputusan  berdasarkann pertanyaan  pemantik  yang  disesuaikan dengan  9 langkah  yang  telah  dipelajari modul  ini.  Saya  tidak akan  berdiri sendiri seperti patung, tetapi dibantu  oleh  rekan sejawat dan kepala  sekolah  untuk mendampingi dalam pengambilan  keputusan  berdasarkan pertanyaan  pemantik  yang  ada.  Sulit  memang untuk  menerapkan hal baru yang  belum pernah  kita lakukan.  Lebih  baik  terlambat daripada tidak  sama  sekali.  Tidak ada kata terlambat untuk terus  membenahi  diri nantinya  sebagai pemimpin  pembelajaran. 

Setiap jalan pasti ada rintangan dan cobaan,  tetapi  pasti ada alur  untuk  kita lewati. Begitu  juga  dengan kita  menjadi pemimpin pembelajaran akan ada langkah  untuk  memulai agar menjadi apik  untuk diceritakan.  Langkah awal yang saya ambil untuk  sebuah  keputusan sebagai  pemimpin  pembelajaran yaitu  harus  memahami  konsep  pemimpin  pembelajaran dengan  benar sesuai  peran  dan fungsinya. selanjutnya,  saya harus  memahami kondisi antara dilema etika atau bujukan moral dalam sebuah permasalahan  jadi  yang keputusan yang  dibuat tidak sekadar berdasarkan keegoisan  sebagai  individu. Pada tahap ini saya  harus  mengetahui  paradigma atau  prinsip yang  digunakan dalam keputusan serta penerapan  sembilan (9) langkah  untuk  menguji  keputusan yang saya  buat. Sembilan langkah  ini  digunakan sebagai bahan  perenungan  dan  pemikiran  saya  dalam membuat keputusan. Jika saya  ditanyakan kapan saya  akan memulai  melakukan  rencana ini jawaban  saya  setelah  lebaran  karena  saya  dapat menyiapkan simulasi  kasus  dengan  lebih matang dan proses pembelajaran di tahun ajaran baru baru akan dimulai  dengan begitu  banyak keputusan-keputusan  penting yang  akan  diambil.

Pada akhir tulisan ini  tidak ada gading yang tak retak begitupun dengan diri saya. Saya  memerlukan  rekan sejawat sebagai penyemangat,  bertukar pikiran,  dan mencari ribuan ide yang baik untuk menciptakan pemimpin pembelajaran yang  mampu  mengambil keputusan  di tengah dilema yang  ada.  Modul  ini mengajarkan kita  untuk  tidak  perlu  dengan mudah  menyalahkan segala  sesuatu  dan harus memahami  lebih  dalam.


“Satu Langkah Membawa Seribu Perubahan”


 


0 komentar:

Posting Komentar