Sabtu, 07 November 2020

Belajar Ilmu Pranikah, Raih Surga Rumah Tangga

Edit Posted by with No comments


                                    Belajar Ilmu Pranikah, Raih Surga Rumah Tangga

“Dede Melda”

Belajar ilmu Pranikah

Pendengaran kita ketika  menyebutkan kata “menikah” bagi yang  belum masuk di gerbang pernikahan pasti akan  terbayang  betapa  bahagia  menjalankan kehidupan  bersama  dengan  orang  yang  kita cintai dengan segala  rutinitas hari-hari. Kehidupan seakan milik berdua selayaknya  orang  terkena  virus  merah  jambu menyerang  segala  sendi-sendi hidup kita, suasana tidak lagi sepi. Ada teman  untuk  bercerita,  berkeluh kesah, dan semua happy ending  seperti kisah epic tentang  cinta. Bukan  sekadar  tentang kehidupannya, tetapi tentang  pesta  pernikahan. Hal ini juga menjadi  bayangan bagi para  pranikah karena  mereka  akan memikirkkan  konsep pernikahannya  dengan  sangat apik. Tersampai harus  merogoh saku sampai  dalam  untuk menyiapakan pesta  pernikahan  sempurna dan  berlomba-lomba bagi sebagian  orang  menjadi ajang  pamer. Berlomba-lomba menyiapkan  konsep pernikahan bertema  sesuai dengan  keinginan para  pranikah tersebut. Kadang  hal tersebut  membuat para  pranikah lupa  akan  kehidupan  setelah  pernikahan akan  di mulai  ketika  pesta telah usai.

Pernikahan yang kita  bayangkan tak  seapik pesta  pernikahannya. Jadi, kita  lantas  bertanya  apa  sesusungguhnya esensi pernikahan itu? Pendeskripsiaan setiap  orang  akan berbeda tentang pernikahan. Pernikahan secara umum adalah  penyatu cinta antara  laki-laki dan  perempuan secara sah di mata  agama  dan sipil, serta menimbulkan hak dan  kewajiban  di setiap pasangan. Menurut KBBI “nikah adalah  ikatan perkawinan yang  dilakukan sesuai dengan ketentuan  hukum dan  ajaran  agama. Sedangkan, pandangan  di dalam Alquran satu di antaranya tercurah  pada  surah  Az-Zariyat ayat 49 “ Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran  Allah”. Jika dilihat  dari segi arti bahwa  pernikahan  bukan  sekadar  kita  suka  sama  suka  langsung menikah, tetapi ada  ikatan  yang  secara sadar  kita akan  tahu secara pertanggungjawaban  dengan  keluarga dan  Allah Swt. Apakah dengan  sekadar  tahu bahwa  menikah  sebuah  ikatan kita  cukup mengikat  begitu  saja? Ikatan ini  kita analogi sebuah tali tambang untuk  menarik beban berat di antara  penyambungnya, jika kita menyambung  secara  asal tanpa  tahu cara kerjanya pasti akan  membahayakan segala  sesuatu  di sekitarnya. Akan tetapi, jika  ikatan  ini  kita  ikat dengan teknik atau  cara  yang  benar pasti akan  menyelematkan segala  sesuatu di sekitarnya. Begitu  juga  dengan pernikahan  jika  kita  tahu ilmu pranikah pasti  kita  akan  selamat sampai tujuan.

Pernyataan di atas  tentang  ilmu pranikah membuat  kita bertanya dan  cukup  menggelitik di hati. Kita ambil contoh  seperti ini ada sepasang  kekasih  sudah  saling  mengenal  dan  pacaran setara  dengan  mengambil  kredit  mobil atau perumahan  bersubsidi. Mereka  sudah  mengenal  tentang karakter  pasangan  masing-masing, tidak ada yang meragukan  cinta keduanya. Mereka  menganggap jika  menikah tidak akan ada masalah  karena  selama ini  sudah saling memahami. Mereka  menikah  dan menjalankan pernikahan tanpa ilmu  yang  mereka bawa,  sekadar  membawa ilmu  ketika  berpacaran.  Semua seolah berubah,  si istri mengatakan bahwa si suami  berubah, begitu  juga  sebaliknya. Si suami melihat  begitu banyak  kekurangan dari si istri, tak ada lagi perasaan memahami keduanya. Tak ada lagi kisah bertahun-tahun  mereka  jalani bersama. Rumah  tak  lagi menjadi surganya  mereka  untuk pulang  dan  beristirahat, tetapi  seperti neraka bagi mereka. Jadi  apa yang  salah  dari mereka? Hal ini  banyak  sekali  terjadi  di kehidupan kita. Kita  melihat dulu mereka sepasang kekasih  lengketnya  mengalah sebuah lem. Akan tetapi, ketika  mereka menikah seolah  semua itu sirna dan tidak tahu sinar pernikahan akan mengarah. Banyak kasus  yang kita lihat  di televisi tentang kehidupan artis dan rumah tangganya? Apakah kita  mau seperti itu. Tentu  pilihannya  tidak.  Artinya  sebelum  menjalankan  kehidupan baru setelah menikah  kita  perlu  ilmu  agar  tak salah arah.

Ilustrasi di atas membuat  kita  secar sadar  bahwa  untuk meraih apapun  perlu  ilmunya. Ilmu pranikah  atau  sebelum menikah hukumnya harus  karena  itu akan menjadi bekal kita  untuk mengarungi  samudra rumah  tangga  yang  pasti akan terjadi  gelombang, pasang  surut, serta hantaman badai ombak. Ilmu yang  wajib  kita  pegang adalah ilmu  agama. Ilmu agama ini membentengi diri kita  untuk  terus  melangkah  karena  ada rambu  pembatas antara salah  dan benar, hak dan  kewajiban,  serta yang  lainnya. Ilmu agama tentang  menikah menjadi landasan  pacu kita  dalam menghadapi setiap persoalan yang  ada  di dalam  kehidupan kita  nanti. Ilmu ini  diwajibkan setiap pasangan  agar  menciptakan iklim kondusif menuju  rumah  tangga  penuh  dengan keberkahan tanpa harus  menyalahkan satu pihak saja.  Penciptaan  iklim  ini harus ada tekad dari kedua belah  pihak.  Ketika  tonggak satu berdiri dengan  kokoh dan satu rapuh  tidak akan menjadikan rumah tangga ini surge  yang  didambakan. Kita  sebagai pasangan mau saling membahu untuk terus  belajar agar  selaras dalam pola  pendidikan rumah  tangga yang kita inginkan sesuai dengan tuntunan agama.

Ilmu agama  tidak hanya  dipelajari satu pihak yang mau menikah saja, tetapi  dari kedua calon  pasangan yang akan menikah.  Tujuan  dari calon pasangan pengantin  mempelajarinya  untuk  memahami  hal yang  paling pokok terdahulu  yaitu tentang hak  dan  kewajiban  antara  laki-laki  sebagai  suami dan  perempuan  sebagai  istri.  Sebagai  suami  akan tahu tentang  perannya di dalam rumah tangga, cara  memperlakukan  istrinya  kelak ketika  sudah  membangun  istana  kecil dengan  segala kematangan  eosi dan  pikirannya. Sebaliknya seorang  perempuan  akan  menjadi seorang  istri yang  tahu porsi atau  kodratnya  di dalam rumah  tangga , walaupun ia  memiliki kedudukan  strata  sosial dan  pendidikan  lebih daripada suami. Sikap saling menghargai  dan  menghormati dalam rumah tangga akan  membawa dampak  positif  bagi yang  berada  di istananya. Lalu, kita  akan memahami mengapa harus  ada  ilmu  sebelum  menikah? Hal ini untuk memudahkan kita  ketika  menjalankan rumah tangga karena  pernikahan adalah usaha terus  menerus tidak  akan  berhenti  sampai menutup mata. Sebuah  usaha jika  ingin  berkembang  perlu ilmu  atau inovasi agar  tidak  tergerus  oleh  masanya. Sebuah  pernikahan bukan  berarti mengekang  pasangan masing-masing. Akan  tetapi,  adanya  pernikahan  membuat  kedua  belah  pihak  merasa  saling  memerlukan satu  sama lain, memiliki ikatan  batin  yang  kuat  antarpasangan. Ikatan  batin ini tidak  akan  kuat  jika  tidak ada  komunikasi dan  jiwa  saling menerima  kekurangan dan kelebihan. Pernikahan bukan  menjadi ajang  yang  lebih hebat dari pasangannya, melainkan  menerima  kekurangan  dan kesalahan  pasang  dan  menganggap bonus  jika  ia memiliki  kelebihan.

Pada  dasar  manusia ingin  menjadi lebih  unggul, hebat, dan  segala yang terbaik. Akan  tetapi,  kita  tidak menjadi rasa egoisme menutup segalanya  dan  menghancurkan segala  yang dimulai dengan  janji kita kepada  Allah Swt. Kita  yang notabene  biasa sendiri dan  menjalankan hari-hari tanpa ada  peringatan. Tiba-tiba  semua ada  standar  fleksibel bergantung  kepada  pasangan masing-masing. Seharusnya kita secara sadar  untuk  terus  belajar  ketika  sudah  memiliki niat  di dalam hati untuk membangun sebuah  pernikahan sakinnah, mawaddah, dan warohmah.

Perlu ilmu pranikah bagi setiap calon  pasangan pengantin sebagai  bekal persiapan  mental, fisik, dan  psikologis. Secara  mental yang harus  disiapkan  setiap pasangan  pasti akan  ada  gejolak  rumah  tangga di setiap fasenya. Apakah  kita  termasuk  mampu  melewati  segala rintangan yang ada  atau  diam  dalam  kebelengguan tanpa  ada  pilihan  untuk menyelesaikan  setiap rintangan datang. Ketika  pernikahan sudah  dijalani ada perubahan  dalam kehidupan kita  sebelumnya. Kehidupan  bukan seperti di film-film  romantis  yang  disuguhkan dihadapan kita. Ada  kehidupan  yang  tak terbayangkan  yang akan terjadi di dalam hidup. Bekal  psikologis  tidak kalah  penting  seperti  persiapan  mental.  Bekal ini  membawa kita belajar  bersikap lebih  dewasa  dalam menghadapi  segala sesuatu yang terjadi. Kita  ambil contoh  kecil saja tentang  kurangnya  komunikasi atau kurang mampu  mengungkapkan sedang  dirasakan  terhadap pasangan. Ini  akan menjadi masalah  besar karena  kegagalan  atau kekeliruan  maksud  dari komunikasi berakibat  fatal untuk sebuah  rumah  tangga dapat  berujung  pada  perceraian. Pernikahan  impian didambakan lenyap dan membawa  trauma  yang  dalam  bagi  setiap pasangan. Sedangkan,   persiapan fisik dalam  menjalani pernikahan  juga  diperlukan artinya  keidupan kita  sebelum  menikah  harus  ada  yang  berubah karena  setiap  pasangan memerlukan tanggungjawab lebih.  Jika  sebelum menikah kita terbiasa tidur  larut  malam  dengan menghabiskan waktu dengan bermain  game atau sekadar nonton  drama korea favorit. Sedikit  demi  sedikit mulai kita  ubah dengan  tidak tidur  terlalu  larut  malam karena  setiap  pasangan mendambakan kehidupan  yang sehat.  Ketiga  persiapan  ini sebelum menikah  perlu  menjadi bahan untuk  dilakukan.

Penting  belajar sebelum  menikah  agar  kita  dapat  menyesuaikan diri dengan  segala perbedaan  yang  ada  baik  dari segi visi dan misi  dalam berumah tangga. Jangan  sampai  adanya  perbedaan  kecil menjadi boomerang dan menimbulkan pertengkaran. Kunci sukses sebuah  pernikahan  kembali  kepada individu masing-masing dan  mau terus belajar untuk memperbaiki diri.  Hal yang tidak dapat disepelekan  tentang  hubungan  dengan mertua  dan ipar ketika  sudah menikah.  Istana  cinta  yang  dibangun membawa mereka di dalam kehidupan istana itu sendiri.  Kita  harus  mampu menyikapi  keberadaan  orangtua atau mertua  di dalam pernikahan dengan selalu  menghormati mereka. 

Kesulitan  dalam membina  rumah tangga akan  pudar  dengan sendiri jika kita mau belajar  dan sudah memiliki ilmunya  sebelum menikah.  Ada  beberapa poin  agar pernikahan mendapat surga rumah tangga yang  dirindukan sebagai berikut.

1. Laki-laki dan  perempuan sudah mengetahui  antara  hak  dan  kewajiban masing-masing

2. Adanya  perasaan  saling  menghormati dan menghargai antarpasangan.

3. Tidak merasa  lebih  unggul  dari pasangan karena  dia bukan saingan kita.

4. Pemahaman  tentang menerima segala kekurangan dan kesalahan, serta mengganggap kelebihan sebagai bonus  dalam rumah tangga

5. Komunikasikan  segala sesuatu dengan pasangan.

Poin-poin di atas menjadi ilmu  awal kita  menuju  surga rumah  tangga dan  tidak ada  kata menyerah  untuk belajar dari setiap proses yang kita lalui. Penciptaan  surga di rumah tangga kita  tidak mudah, tetapi dengan usaha  dan  tetap mau berusaha semua  dapat terwujud.  Hal paling utama  adalah kenali diri kita sendiri sudah  siapkah kita membangun surga di rumah. Jadi,  ketika siap mulailah  perbaiki diri kita sendiri.  Seperti kata  pepatah “Tak Ada  yang  bisa mengubah  dirimu kecuali dirimu sendiri”.


NB. Catatan kecil  dari  penulis

0 komentar:

Posting Komentar